,

,
Latest News
Rabu, 16 November 2016

Masyarakat Mogodagi Kapiraya Minta: Pemda Meepago Harus Di Percepatkan Masalah Tapal Batas



Masyarakat Adat Meepago terutama bagian selatan Dogiyai meminta kepada Pemda bahwa segera membenahi titik batas di wilayah perbatasan antara Dogiyai dengan Mimika. Namun pasalnya, Masyarakat Dogiyai yang berdomisili di bagian selatan Dogiyai Mogodagi di Kapiraya sampai saat ini berada dalam permusuhan antar suku. Perserangan tersebut terjadi karena pemerintah daerah tidak memperhatikan dimana letak wilayahnya rakyat saya dan ini masalah serius yang begitu dibiarkan oleh pemerintah setempat.


Sejak tanggal 23 oktober 2015 pernah terjadi perserangan antara dua suku yang berbeda, diantaranya suku Kamoro dan suku Mee hingga sampai disalah satu pihaknya terjadi korban, yakni satu orang luka - luka berat, satu orang tewas mati dan empat orang lainnya luka - luka ringan.
Berikut nama - nama korbannya:
1. Luka - luka ringan
       - Menase Dimi
       - Melkias Kotouki
       - Demianus Dimi
       - Petrus Kotouki
2. Luka - luka berat
       - Derek Wogee
3. Mati tewas
       - Donatus Dimi


Peristiwa ini terjadi karena belum adanya perhatian penuh dari pemda kabupaten Dogiyai dan Deiyai mengenai dimana letak keberadaannya rakyat. Padahal persoalan ini dapat ditangani dengan serius oleh Pemerintah Daerah, namun Kapiraya adalah wilayah adat Meepago.


Selain itu, kedua pemda tersebut sampai saat ini tak pernah berbicara tentang tapal batas. Ternyata Kapiraya adalah wilayah Meeuwodide yang penuh dengan Kekayaan alam. Karena begitu dibiarkan oleh pemda maka kekayaan alam yang ada di wilayah perbatasan pantai selatan meeuwodide dapat di curi dan dimbil oleh warga – warga kekerabatan yang notabenenya bukan orang meepago.


Terjadinya persoalan itu maka masyarakat mogodagi berharap bahwa ini adalah tanggung jawab bersama pemerintah daerah dan masyarakat adat Meepago. Dan alangkah baiknya harus berusaha bekerja sama untuk memutuskan permasalahan tapal batas di mogodagi kapiraya ini dengan pemerintah.


Kepala suku Mee mogodagi di Kapiraya Petrus Kotouki meminta bahwa terlebih dahulunya harus difokuskan bagian - bagian perbatasan antara beberapa kabupaten/kota di Meepago. Hal ini dikatakan bahwa apabila pemerintah merasa bahwa merawat dan memagari kekayaan alam itu penting bagi masyarakat dan pemerintah itu sendiri.


Saya yakin bahwa jika adanya koordinasi dalam menangani masalah tapal batas ini dari pemerintah berarti akan membawa dampak positif dan kekayaan alam tersebut nantinya dapat dikelola oleh anak negerinya sendiri. Itu juga kalau pemerintah mempunyai rasa kepeduliaan terhadap sumber daya alam (SDA) yang ada diwilayah Meepago


Senada dengan itu aparat desa mogodagi Derek Woge mengatakan kalau pemerintah daerah kabupaten dogiyai dan deiyai tidak mau menyesalkan dikemudian hari bagi masyarakat adat Meepago berarti dalam jangka waktu yang dekat harus dituntaskan tentang penyelesaian masalah tapal batas antara Kabupaten Deiyai, Dogiyai dan Mimika.


Menyikapi itu, Kepala suku mee mogodagi di kapiraya Petrus Kotouki mengklaim pihaknya telah menjalin komunikasi dengan Pemda Dogiyai tahun 2015 dan Deiyai tahun 2016, tapi dari koordinasi penanganan titik penyelesaian masalah tapal batas kepemerintah tersebut sampai sekarang belum direspon balik oleh kedua pemda tersebut.


Jikalau masalah ini tidak ditangani oleh kedua pemda dengan secepatnya atau begitu terus dibiarkan oleh pemerintah setempat berarti masyarakat adat meepago yang berdomisili mogodagi di Kapiraya, Kami siap bergabung kembali dengan Kabupaten Mimika.  Yang penting kami ingatkan bahwa nantinya untuk pantai selatan meeuwodide tersebut mimika yang akan menjadi tuan rumah disana, tutupnya. (Mardy)
  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

0 komentar:

Posting Komentar

Item Reviewed: Masyarakat Mogodagi Kapiraya Minta: Pemda Meepago Harus Di Percepatkan Masalah Tapal Batas Rating: 5 Reviewed By: Unknown