Wilayah selatan Meepago (Ogeiye) ini, kita bicara dari kampung Dita
perbatasan kabupaten Mimika dan kabupaten Deiyai sampai dengan perbatasan
antara distrik Yaur kabupaten Nabire dan distrik Piyaiye kabupaten Dogiyai,
bukan kita bicara hanya seputar kapiraya (Mogodagi). Untuk itu, kepada pemerintah
kabupaten deiyai dan dogiyai tolong di perhatikan dan di tangani segera tentang
terkurasnya kekayaan alam tersebut, karena beberapa kabupaten pencaplokan dan lembaga-lembaga
resmi bekerja keras hingga sampai dua kali pemda mimika dan satu kali bersama
tim mengdagri pernah turun di lapangan untuk survei lokasi perusahaan ilegal
dan lokasi pemekaran daerah otonomi baru (DOB) yang di sebut kabupaten MEEPAK
dan ibukotanya KAPIRAYA.
Demi mengatasi masalah penghancuran SDA dan air mata bagi masyarakat adat,
maka kami juga butuh kaum Intelektual kabupaten dogiyai dan deiyai atau pokoknya
suku Mee untuk meminta gabung dengan kami anak-anak Ogeiye yang sementara lagi
berjalan diskusi mau bentuk salah satu Tim. Tujuan daripada tim yang kami
rencanakan adalah bertujuan untuk menganani segala permasalahan yang akan
terjadi di seputar wilayah selatan Meepago serta mau menggugat
perusahaan-perusahaan ilegal yang masuk tanpa izin oleh masyarakat adat setempat
dan juga pencurian liar yang akan masuk melalui perusahaan-perusahaan ilegal.
Kemarin, Rabu 19/4 kami tim peduli ogeiye bersama masyarakat adat
setempat duduk bersama sambil diskusi seputar wilayah selatan ogeiye tentang
pencurian liar dan rencana pembentukan lembaga di wilayah selatan meepago dari
dita sampai piyaiye. Untuk itu, bagi yang merasa diri bahwa saya adalah anak
ogeiye atau suku mee berarti segera bergabung dengan kami untuk mengamankan
kekayaan alam yang kita cintai. Maka untuk diskusi selanjutnya kami akan
bagikan undangan tapi yang lebih khususnya suku mee yang berdomisili di Timika
sedangkan suku mee yang merantau di kota lain boleh di inbox saja.
Salah satu masyarakat adat meepago yang berdomisili di kapiraya, Otniel
Badii mengatakan disana sudah masuk perusahaan pertambangan emas dengan
pembayaran upah kerja bagi karyaannya sebesar satu sampai dua juta rupiah
perminggu. Sekarang sudah menjalan dua bulan melalui perusahaan PT. PESONA
NUSANTARA PAPUA yang masuk secara liar atau tanpa izin masyarakat akar rumput
dan pemerintah setempat, katanya.
Lanjutnya, Bupati periode pertama kabupaten Mimika Klemen Tinal pernah turun lapangan dalam rangka penyelesaian pemindahan lokasi kantor distrik mimika jauh tengah dari mogodagi ke kilo dua kapiraya, karena disana terjadi masalah lokasi antara suku kamoro dan kami suku mee. Ternyata benar bahwa lokasi tersebut milik suku mee maka klemen tinal langsung suruh pindahkan kantor distrik itu ke kilo dua lokasinya kamoro, terangnya.
Ambrotus Kotouki, Kepala suku masyarakat adat wilayah selatan meepago
mengatakan sebelumnya kami pernah beribut dengan suku kamoro tentang masalah
tapal batas antara suku kamoro dan suku mee hingga sampai penyelesaian
masalahnya kami bawah sampai di pengadilan negeri (PN) Timika, Hasil keputusan
dari pengadilan tertinggi di tingkat kabupaten adalah dimana ada jalan Trans di
situlah batas wilayahnya. Pada waktu itu, kami berada dalam perlindungan payung
lembaga yang namanya Lembaga adat suku mee ogeiye (Lasmo) tapi kini nama
lembaga tersebut tinggal sejarah. Untuk itu, Kepada anak-anak ogeiye yang
sekarang jalan ini saya harap jangan seperti beberapa lembaga yang pernah di
coba tapi belum mempunyai rekasinya di lapangan, katanya.
Selain itu, Bupati kabupaten mimika Eltinus Omaleng dalam surat kabar
harian (SKH) Timika pada bulan lalu mengatakan, SDA yang tertua di Papua adalah
bagian selatan mimika yang mana sementara dicaplok oleh
kabupaten-kabupaten tetangganya daripada PT. Freeport Indonesia (PTFI) diatas. Karena itu, saya minta
kepada Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro (LPMAK) serta dua
lembaga besar diantaranya Lembaga Musyawarah Adat Suku Kamoro (Lemasko) dan
Lembaga Musyawarah Adat Suku Amungme (Lemasa) sebagai payung perlindungan masyarakat
mimika jangan biarkan pemerintah saja tetapi mari kita bersatu dan bergandeng
tangan untuk mengtangani persoalan tentang pantai selatan mimika yang di rampas
oleh wilayah tetangganya itu, tegas bupati.
Selanjutnya salah satu masyarakat
adat wilayah selatan meepago Osea
dimi mengatakan,
sampai saat ini kami sebagai masyarakat adat ogeiye memang sakit hati terhadap
pencurian liar yang masuk melalui perusahaan-perusahaan ilegal dan selalu saja
di perbodohkan oleh pemerintah terhadap kami sebagai pemilik hak ulayat tanah
serta lembaga-lembaga
adat tidak jelas yang di bentuk oleh orang-orang tertentu, seperti
lembaga Lasmo, Paute dan Diyoweitopoke. Tetapi ketiga lembaga tersebut kami
akan ditanya kembali tentang kelanjutannya sudah sampai dimana dan bagaimana? Dalam
pertemuan yang akan berlangsung pada bulan juni mendatang dari kabupaten
deiyai.
Kami masyarakat
adat ogeiye terus akan mengalami dan merasa kehilangan kekayaan SDA secara
menyeluruh hanya karena pemerintah kabupaten deiyai dan dogiyai membelakangi
kami dan kekayaan alamnya. Padahal masyarakat adat, tanah adat dan kekayaan
alam ini berada dibawah payung pemerintahan namun tetapi selama ini pemerintah
daerah tak pernah melihat dan mengedepankan masalah tersebut hingga akhirnya
kekayaan alam di wilayah selatan meepago terus terkuras oleh kabupaten
tetangganya. Hal itu, pemerintah kabupaten deiyai dan dogiyai hanya membuat
kami sakit hati, kata salah satu masyarakat adat mewakili marga koto kampung
Dita.
Lanjutnya, Harapan
besar bagi pemerintah Kabupaten Mimika untuk meningkatkan perekonomian di kota Timika adalah SDA wilayah selatan
Meepago yang mana kekayaan alam yang kita bicara sekarang ini, Makanya selama ini
mereka berusaha dan bekerja keras serta berjuang untuk memekarkan Daerah
Otonomi Baru (DOB) yang mana di sebut kabupaten Meepak.
Karena itu masyarakat adat, intelektual dan pemerintah kabupaten deiyai
dan dogiyai harus bekerja sama untuk mengatasi masalah terkurasnya kekayaan
alam yang terjadi secara terus menerus di wilayah selatan meepago (ogeiye).
Namun, kekayaan alam yang tertua di enam kabupaten meepago adalah wilayah
selatan meepago (ogeiye) daripada PT. Freeport Indonesia (PTFI) Tembagapura
Timika Papua, (Mardy).
0 komentar:
Posting Komentar