,

,
Latest News
Kamis, 20 April 2017

Seratus persen SDA di Wilayah Selatan Meepago (Ogeiye) Terkuras dan Hancur




Wilayah selatan Meepago (Ogeiye) ini, kita bicara dari kampung Dita perbatasan kabupaten Mimika dan kabupaten Deiyai sampai dengan perbatasan antara distrik Yaur kabupaten Nabire dan distrik Piyaiye kabupaten Dogiyai, bukan kita bicara hanya seputar kapiraya (Mogodagi). Untuk itu, kepada pemerintah kabupaten deiyai dan dogiyai tolong di perhatikan dan di tangani segera tentang terkurasnya kekayaan alam tersebut, karena beberapa kabupaten pencaplokan dan lembaga-lembaga resmi bekerja keras hingga sampai dua kali pemda mimika dan satu kali bersama tim mengdagri pernah turun di lapangan untuk survei lokasi perusahaan ilegal dan lokasi pemekaran daerah otonomi baru (DOB) yang di sebut kabupaten MEEPAK dan ibukotanya KAPIRAYA.

Demi mengatasi masalah penghancuran SDA dan air mata bagi masyarakat adat, maka kami juga butuh kaum Intelektual kabupaten dogiyai dan deiyai atau pokoknya suku Mee untuk meminta gabung dengan kami anak-anak Ogeiye yang sementara lagi berjalan diskusi mau bentuk salah satu Tim. Tujuan daripada tim yang kami rencanakan adalah bertujuan untuk menganani segala permasalahan yang akan terjadi di seputar wilayah selatan Meepago serta mau menggugat perusahaan-perusahaan ilegal yang masuk tanpa izin oleh masyarakat adat setempat dan juga pencurian liar yang akan masuk melalui perusahaan-perusahaan ilegal.

Kemarin, Rabu 19/4 kami tim peduli ogeiye bersama masyarakat adat setempat duduk bersama sambil diskusi seputar wilayah selatan ogeiye tentang pencurian liar dan rencana pembentukan lembaga di wilayah selatan meepago dari dita sampai piyaiye. Untuk itu, bagi yang merasa diri bahwa saya adalah anak ogeiye atau suku mee berarti segera bergabung dengan kami untuk mengamankan kekayaan alam yang kita cintai. Maka untuk diskusi selanjutnya kami akan bagikan undangan tapi yang lebih khususnya suku mee yang berdomisili di Timika sedangkan suku mee yang merantau di kota lain boleh di inbox saja.

Salah satu masyarakat adat meepago yang berdomisili di kapiraya, Otniel Badii mengatakan disana sudah masuk perusahaan pertambangan emas dengan pembayaran upah kerja bagi karyaannya sebesar satu sampai dua juta rupiah perminggu. Sekarang sudah menjalan dua bulan melalui perusahaan PT. PESONA NUSANTARA PAPUA yang masuk secara liar atau tanpa izin masyarakat akar rumput dan pemerintah setempat, katanya.



Lanjutnya, Bupati periode pertama kabupaten Mimika Klemen Tinal pernah turun lapangan dalam rangka penyelesaian pemindahan lokasi kantor distrik mimika jauh tengah dari mogodagi ke kilo dua kapiraya, karena disana terjadi masalah lokasi antara suku kamoro dan kami suku mee. Ternyata benar bahwa lokasi tersebut milik suku mee maka klemen tinal langsung suruh pindahkan kantor distrik itu ke kilo dua lokasinya kamoro, terangnya.

Ambrotus Kotouki, Kepala suku masyarakat adat wilayah selatan meepago mengatakan sebelumnya kami pernah beribut dengan suku kamoro tentang masalah tapal batas antara suku kamoro dan suku mee hingga sampai penyelesaian masalahnya kami bawah sampai di pengadilan negeri (PN) Timika, Hasil keputusan dari pengadilan tertinggi di tingkat kabupaten adalah dimana ada jalan Trans di situlah batas wilayahnya. Pada waktu itu, kami berada dalam perlindungan payung lembaga yang namanya Lembaga adat suku mee ogeiye (Lasmo) tapi kini nama lembaga tersebut tinggal sejarah. Untuk itu, Kepada anak-anak ogeiye yang sekarang jalan ini saya harap jangan seperti beberapa lembaga yang pernah di coba tapi belum mempunyai rekasinya di lapangan, katanya.

Selain itu, Bupati kabupaten mimika Eltinus Omaleng dalam surat kabar harian (SKH) Timika pada bulan lalu mengatakan, SDA yang tertua di Papua adalah bagian selatan mimika yang mana sementara dicaplok oleh kabupaten-kabupaten tetangganya daripada PT. Freeport Indonesia (PTFI) diatas. Karena itu, saya minta kepada Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro (LPMAK) serta dua lembaga besar diantaranya Lembaga Musyawarah Adat Suku Kamoro (Lemasko) dan Lembaga Musyawarah Adat Suku Amungme (Lemasa) sebagai payung perlindungan masyarakat mimika jangan biarkan pemerintah saja tetapi mari kita bersatu dan bergandeng tangan untuk mengtangani persoalan tentang pantai selatan mimika yang di rampas oleh wilayah tetangganya itu, tegas bupati.

Selanjutnya salah satu masyarakat adat wilayah selatan meepago Osea dimi mengatakan, sampai saat ini kami sebagai masyarakat adat ogeiye memang sakit hati terhadap pencurian liar yang masuk melalui perusahaan-perusahaan ilegal dan selalu saja di perbodohkan oleh pemerintah terhadap kami sebagai pemilik hak ulayat tanah serta lembaga-lembaga adat tidak jelas yang di bentuk oleh orang-orang tertentu, seperti lembaga Lasmo, Paute dan Diyoweitopoke. Tetapi ketiga lembaga tersebut kami akan ditanya kembali tentang kelanjutannya sudah sampai dimana dan bagaimana? Dalam pertemuan yang akan berlangsung pada bulan juni mendatang dari kabupaten deiyai.
                           
Kami masyarakat adat ogeiye terus akan mengalami dan merasa kehilangan kekayaan SDA secara menyeluruh hanya karena pemerintah kabupaten deiyai dan dogiyai membelakangi kami dan kekayaan alamnya. Padahal masyarakat adat, tanah adat dan kekayaan alam ini berada dibawah payung pemerintahan namun tetapi selama ini pemerintah daerah tak pernah melihat dan mengedepankan masalah tersebut hingga akhirnya kekayaan alam di wilayah selatan meepago terus terkuras oleh kabupaten tetangganya. Hal itu, pemerintah kabupaten deiyai dan dogiyai hanya membuat kami sakit hati, kata salah satu masyarakat adat mewakili marga koto kampung Dita.

Lanjutnya, Harapan besar bagi pemerintah Kabupaten Mimika untuk meningkatkan perekonomian di kota Timika adalah SDA wilayah selatan Meepago yang mana kekayaan alam yang kita bicara sekarang ini, Makanya selama ini mereka berusaha dan bekerja keras serta berjuang untuk memekarkan Daerah Otonomi Baru (DOB) yang mana di sebut kabupaten Meepak.

Karena itu masyarakat adat, intelektual dan pemerintah kabupaten deiyai dan dogiyai harus bekerja sama untuk mengatasi masalah terkurasnya kekayaan alam yang terjadi secara terus menerus di wilayah selatan meepago (ogeiye). Namun, kekayaan alam yang tertua di enam kabupaten meepago adalah wilayah selatan meepago (ogeiye) daripada PT. Freeport Indonesia (PTFI) Tembagapura Timika Papua, (Mardy).
  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

0 komentar:

Posting Komentar

Item Reviewed: Seratus persen SDA di Wilayah Selatan Meepago (Ogeiye) Terkuras dan Hancur Rating: 5 Reviewed By: Unknown