Ratusan orang Masyarakat Adat Independen (MAI) sekabupaten Mimika gelar Aksi demo depan bundaran Timika Indah dengan tujuan untuk menyampaikan aspirasi rakyat kepada pemerintah pusat dan Amerika Serikat melalui Pemerintah daerah Kabupaten Mimika tentang lima tuntutan Utama diantara puluhan aspirasi, yakni Tutup Freeport, Pengembalian Freeport ke Masyarakat Adat, Audit, Meminta tanggungjawabkan kerugian alam dan Kebebasan, Senin 20/3.
Massa
aksi pengumpulannya dimulai dari pukul 07:30 WIT dengan titik kumpulnya di
Bundaran Timika Indah, Terus untuk lanjutkan kegiatan pada pukul 09:00 WIT
dengan bertempat di Bundaran Timika Indah Kabupaten Mimika Papua.
Salah
satu tokoh adat mewakili suku Amungme Ruddy Deikme mengatakan Freeport datang
untuk melahirkan Konflik sehingga banyak masyarakat adat yang korban diatas
negerinya sendiri. Hal ini terus terjadi di kota Amungsa khususnya dan Papua
pada umumnya dari awal masuknya Freeport 1967 hingga saat ini, katanya.
Lanjutnya,
Lingkungan alam hancur, tanah berlobang-lobang, pemusnahan anak adat dikota
amungsa terus meningkat, kemiskinan dan penangguran putra daerahnyapun terus
meningkat, Itu engkau Indonesia dan Amerika yang membuat kami putra daerahnya sakit
hati. Indonesia dan Amerika selalu membodohi kami orang papua diatas hasil
kekayaan alamnya sendiri. Untuk itu, Indonesia dan Amerika segera kembalikan
Freeport itu kepada kami masyarakat adat sendiri, Jika tidak Freeport tutup.
Tutup Freeport jangan bilang Solusi tetapi Tutup, tutup Freeport, tegasnya.
Mewakili
suku Kamoro Yuli Kepipea mengatakan Indonesia dan Amerika membuat kami sakit
hati dari sejak awalnya Freeport masuk 1967 sampai hari ini melalui banyak
percobaan hanya diatas kekayaan bumi kami sendiri. Pelanggaran HAM ditanah
Papua terus terjadi, sebagai bukti dan sejarah dasarnya di tahun 1969 setelah
hadirnya Freeport adalah Wamena, Paniai dan Biak Berdarah, Itu semuanya
Indonesia yang membuat kami orang papua diatas kekayaan buminya sendiri, terangnya.
Lanjut,
Untuk itu Freeport harus dikembalikan ditangan masyarakat adat independen
sendiri atau langsung di tutup dan berikan kami rakyat papua kebebasan untuk
penentuan nasib sendiri bagi rakyat papua barat, tegasnya dengan nada keras.
Perwakilan
non Papua Runny Muhammad mengatakan Indonesia benar-benar membodohi masyarakat
adat suku Amungme dan Kamoro hingga sampai Freeport mengatasnamakan tujuh suku.
Padahal Freeport tidak pernah prioritaskan tujuh suku, jelasnya Freeport itu
milik Indonesia dan Amerika bukan Amungme dan Kamoro serta lima suku
kekerabatan lainnya, jelasnya.
Sejak
kapan Freeport memuaskan suku kamoro dan amungme sebagai hak ulayat tanah,
tidak kan. Berarti pemilik hak ulayat tanah adalah Amerika dan Indonesia bukan
Amungme dan Kamoro. Freeport tidak pernah buka jalan dari Agimuga sampai laut
dan juga tidak pernah membangun rumah sehat bagi putra daerahnya di sini, Mana
buktiya? tanyanya.
Untuk
itu, kepada Indonesia dan Amerika serikat segera berikan jawaban yang tepat
sesuai dengan tuntutan masyarakat adat independen. Kalau mereka minta
kembalikan Freeport ditangan masyarakat adat, ya di kembalikan dan atau mereka
minta kebebasan, ya kasih kebebasan dan apabila mereka minta tutup, ya tutup
saja, daripada Indonesia terus membodohi masyarakat adat papua terangnya.
Masyarakat
akar rumput dan tulang belulang atas nama alam amungsa mengutub Freepot
Indonesia dan Amerika apabila tuntutan kami tidak di jawab, Freeport kami di
tarik kembali dan di tutup, tutup Freeport bukan solusi tetapi sekali tutup
untuk selamanya, (Mardy)
0 komentar:
Posting Komentar