Sejumlah
organisasi pemuda dan mahasiswa di Jakarta mendirikan Posko untuk menghadapi
tekanan PT Freeport Indonesia (PTFI) Timika Papua, Minggu 19/3.
Organisasi-organisasi
yang bergerak di jakarta hari ini minggu 19 maret 2017 untuk lawan freeport
antara lain, (1) Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI), (2)
Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI), (3) Liga Mahasiswa Nasional
Demokrasi (LMND), (4) Himpunan Mahasiswa Budhis Indonesia (Hikmahbudhi), (5)
Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (KMHDI), (6) Jaringan Kemandirian
Nasional (JAMAN), (7) Komite Rakyat Nasional (KORNAS), dan Serikat Rakyat
Miskin Indonesia (SRMI).
Namun,
Praktik bisnis yang dijalankan oleh Freeport sangat merugikan bagi Papua dari Indonesia
dan Amerika. Sedangkan Keuntungan yang diberikan Freeport sangatlah kecil bagi hak
ulayat tanah atau masyarakat suku Amungme dan Kamoro.
Untuk
komentar kata-kata dari penulis sebagaimana maksud diatas dalam gabungan
beberapa organisasi yang sedang bangun Posko di Jakarta malam ini adalah
beberapa poin.
Berikut
beberapa poin dalam komentarku, (1) Indonesia harus mengakui kalau papua bukan
Indonesia. (2) Indonesia harus bertanggung jawab atas pelanggaran HAM yang ada
di Papua. (3) Indonesia tak punya hak menggembar-gemborkan isu nasionalisasi
karena Freeport bukan berada di Indonesia. (4) Nasionalisasi bukan untuk rakyat
dan bangsa West Papua melainkan nasionalisasi untuk elit Cendana dan bekas
purnawiranan serta kepentingan elit politik Borjuis. (5) Kalau mampu Indonesia
harus di pertanggungjawabkan kerugian 50 tahun lamanya.
Kalau
Indonesia tak mampu ini jalan keluarnya bagi masyarakat adat Independensi,
Tutup Freeport yang ada di Papua dan berikan hak Penentuan nasib sendiri bagi
bangsa West Papua sebagai solusi demokratis, (Mardy)
0 komentar:
Posting Komentar