Isu ancaman dari Tim Gabunagan TNI
Polri terhadap masyarakat sipil Kabupaten Dogiyai kini tersebar sampai di
Publik, baik itu melalui Handphone Seluler, Medsos dan berbagai media social lainnya.
Banyak masyarakat yang mengatakan
IYA tapi bagi pribadiku hanya dapat terhimpum sebatas Kronologis, itupun bukan
diriku yang saksikan dilapangan tapi melalui isu orang lain dan seketika di
ikuti melalui akun facebooknya teman facebook dan Group - group tertentu di
Medsos.
Kronologis yang saya terhimpun dari
Januari 2017 hingga kini diantaranya, Pertama, Tgl 09 Januari 2017 depan Kios
Terminal Moanemani Neles Adii dapat ditangkap dan dipukuli bagian kepala dengan
menggunakan Popor Senjata hingga sampai Darah dan di Penjarakan selama 1,5 Jam
lalu di Keluarkan. Kedua, Tgl 10 Januari 2017 di depan Rumah Sakit Moanemani,
Yan Pekei dari Deiyai yang juga jalan - jalan di Moanemani dapat di tangkap dan
dipukuli dengan menggunakan Beber Senjata, serta di Injak dengan Sepatu dan
dipukuli pakai Besi dibagian Kepala, Muka, Dada, dan Barang Kemaluan dan di
Siksa, di Penjarakan hingga besoknya meninggal dunia dari RSUD Madi Paniai.
Ketiga, Tgl 20 Januari 2017 di terminal Moanemani sebanyak tiga Pemuda dapat di
tangkap dipukul dan di Penjarakan, Akibatnya baku Senggol dengan Mobil Avansa
dari arah Deiyai tujuan Nabire. Ketiga orang diantaranya, Rudi Auwe (14), Fredinad
Tebai (24), dan Sekertaris Kampung Bokaibutu distrik Kamuu Timur Nolakus Douw
(31).
Selain kronologis penangkapan diatas,
banyak barang – barang milik masyarakat
sipil juga dapat di angkat oleh Tim Gabungan TNI Polri Dogiyai melalui Sweeping
kepura - puraan dengan alasan Sweeping yang tidak jelas, Seperti salah satunya
Silet juga dapat diambil, Padahal ini adalah Cukur Kumis dan potong kuku, bukan
untuk memotong TNI Polri yang bertugas di Dogiyai dan Mengacaukan pesta
Demokrasi Pilkada Kabupaten Dogiyai 2017.
Namun dengan Kekerasan itu Dogiyai
membuat kota Konflik dan menjadi Daerah rawan hingga membuat masyarakat
Kabupaten Dogiyai menjadi Ketakutan.
Alasan Tim Gabungan TNI Polri yang
lebih memegang atau bertahan penuh
adalah kami jalankan Sweeping ini demi pengamanan Pilkada tetapi alasan itu
saya berkomentar bahwa Pengamanan
Pilkada itu bukan dari jauh sebelumnya tetapi dapat dilakukan pada hari “H” dengan
cukup membagikan satu atau dua orang Polisi atau Pol PP ke setiap TPS untuk
mengamankan kegiatan pada saat itu, Karena takut terjadinya pendobelan Coblos
atau terjadi Keributan dan lain sebagainya.
Biasanya Sweeping itu hanya pada
kendaraan bukan manusianya lagi. Sweeping juga cuma diperiksa Surat SIM, STNK,
TOPI HELM, KENARPOT yang bunyinya besar dan dalam JOCK Motor bukan di periksa dalam
tas/Noken masyarakat dogiyai yang juga sedang lewat.
Untuk itu, Kepada para PENJABAT
PUTRA DAERAH yang terbaik dan kami Hormati, Tolong cari SOLUSI yang terbaik, agar Dogiyai untuk kedepannya tidak terjadi
seperti yg kini di Dogiyai.
0 komentar:
Posting Komentar